Penguatan Pendidikan dan Karakter Generasi Muda di Maluku Utara Perlu Menjadi Agenda Bersama

Ekklesia Media Malut | Maluku Utara —

Pendidikan di Maluku Utara perlu mendapat perhatian yang lebih komprehensif, tidak hanya pada aspek akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter peserta didik. Hal ini disampaikan oleh Rajiv Jhosua Sahempa, M.Th., M.Pd., C.MTr, dalam pandangannya mengenai arah dan tantangan dunia pendidikan di Maluku Utara.

Menurut Rajiv, pendidikan ideal harus mampu membentuk manusia seutuhnya, yaitu individu yang cakap secara intelektual sekaligus memiliki karakter yang kuat, berintegritas, dan bertanggung jawab secara sosial.

> “Pendidikan yang berorientasi pada capaian akademik semata berpotensi mengabaikan aspek karakter. Padahal, karakter adalah fondasi utama dalam membentuk generasi yang mampu menghadapi tantangan zaman,” ungkap Rajiv.

Ia menilai bahwa tantangan pendidikan saat ini semakin kompleks, terutama di tengah arus globalisasi, perkembangan teknologi, serta perubahan sosial yang cepat. Oleh karena itu, sistem pendidikan perlu secara sadar menanamkan nilai-nilai disiplin, etika, kejujuran, kerja keras, dan spiritualitas sebagai bagian integral dari proses pembelajaran.

Rajiv menekankan bahwa pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini, diperkuat pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta menjadi budaya yang hidup di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, peran guru dan tenaga pendidik tidak hanya sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai figur teladan bagi peserta didik.

> “Guru bukan hanya pengajar, tetapi pendidik yang membentuk sikap, nilai, dan cara berpikir peserta didik. Keteladanan memiliki pengaruh yang jauh lebih kuat daripada sekadar teori,” jelasnya.

Lebih lanjut, Rajiv juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Ia menilai bahwa pendidikan karakter tidak akan efektif jika hanya dibebankan pada institusi pendidikan formal.

> “Sekolah, orang tua, tokoh masyarakat, dan lembaga keagamaan harus berjalan bersama. Pendidikan adalah ekosistem, bukan kerja satu pihak saja,” tambahnya.

Dalam konteks lokal Maluku Utara, Rajiv mendorong agar nilai-nilai kearifan lokal, budaya, dan kehidupan religius masyarakat diintegrasikan ke dalam proses pendidikan. Hal ini dinilai mampu memperkuat identitas generasi muda sekaligus menjadi benteng moral di tengah pengaruh negatif yang berkembang.

Menutup pandangannya, Rajiv Jhosua Sahempa berharap agar pemerintah daerah, pemangku kebijakan, dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan di Maluku Utara memberikan perhatian serius terhadap penguatan karakter dalam pendidikan.

> “Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang melahirkan manusia berpengetahuan, berkarakter, dan memiliki tanggung jawab moral terhadap Tuhan, sesama, dan daerahnya,” pungkasnya.

Tentang Narasumber

Rajiv Jhosua Sahempa,


M.Th., M.Pd., C.MTr merupakan pemerhati dunia pendidikan dan pelayanan, yang aktif mendorong penguatan pendidikan berbasis nilai, karakter, dan spiritualitas dalam pembangunan sumber daya manusia, khususnya di Maluku Utara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GPdI Maluku Utara Terus Bertumbuh, Siap Buka Sidang-Sidang Penggembalaan Baru dibawah Pimpinan Pdt Heri Mangadil M.Th, M.Pd

Perayaan Natal GPdI se-Maluku Utara & GPdI Ekklesia Lelilef Sawai Tema: “Dialah Damai Sejahtera Kita yang Mempersatukan” (Efesus 2:14)

EkklesiaMediaMalutNews Resmi Hadir sebagai Media Berita Rohani Maluku Utara